Monday, May 14, 2007

peneliti yang menggunakan wacana Theon L. van Dijk


II Teori elemen wacana Theon.L.Van Dijk

Teori yang digunakan van Dijk ini kerap disebut dengan “kognisi sosial” istilah itu sebenarnya diambil dari pendekatan lapangan psikologi sosial terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan seperti tidak lepas dari karakteristik yang diperkenalkan oleh Van Dijk
Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya menjadi tiga tingkatan:
a) Struktur makro. Ini merupakan makna global/umum suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks
b) Superstruktur adalah kerangka suatu teks. Bagaimana struktur dan elemen itu disusun dalam suatu teks secara utuh
c) Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat yang dipakai dan sebagainya.

Tabel elemen wacana Van Dijk

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
(Apa yang dikatakan) Topik
Superstruktur Skematik
(Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai) Skema
Struktur Mikro Semantik
(Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita) Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi
Struktur Mikro Sintaksis
(Bagaimana pendapat disampaikan) Bentuk aklimat, koherensi, kata ganti
Struktur Mikro Stilistik
(Pilihan kata apa yang dipakai) Leksikon
Struktur Mikro Retoris
(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan) Grafis, metafora Ekspresi

Dalam pandangan Van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, namun semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Untu memperoleh gambaran ihwal elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut akan dijelaskan singkat tentang elemen tersebut.

A. Tematik
Secara harfiah berarti suatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan yang berasal dari kata Yunani tithenai, kata ini juga sering disandingkan dengan kata topik yang dari kata Yunani topoi yang secara teoritis berarti informasi yang paling penting dari suatu wacana.
Theon.L.Van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana, dari topik kita akan dapat mengetahui ,masalah dan tindakan yang diambil, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana.

B. Skematik
Kalau topik menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Dengan pembagian umum seperti pendahuluan,, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan sebagainya. Dengan kata lain, struktur skematik memberi tekanan pada bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.
Dalam konteks penyajian berita, meskipun mempunyai bentuk dan skema beragam, berita umumnya secara hipottik mempunyai dua kategori skema besar yakni summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni yang pertama judul dan lead (teras berita) elemen ini dipandang paling penting. Yang kedua yaitu story yakni isi berita secara keseluruhan. Menurut Van Dijk arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan yang mana didahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudiankan.

C. Semantik
Yang penting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Kalau studi linguistik konvensional, makna kata dihubungkan dengan arti yang terdapat di kamus, sedang dalam analisis wacana, makna kata adalah praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi. Dengan kata lain semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, akan tetapi menggiring ke arah tertentu dari suatu peristiwa. Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.
Semua strategi semantik selalu dimaksudkan untuk menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara positif sebaliknya menggambarkan kelompok lain secara buruk, sehingga menghasilkan makna yang berlawanan. Kebaikan digambarkan dengan detail yang besar, eksplisit, langsung dan jelas. Sebaliknya ketika menggambarkan keburukan disajikan dengan detail pendek, implisit dan samar-samar.
Latar merupakan elemen wacana yang tergabung dalam makna semantik yang dapat menjadi alasan pembenaran gagasan yang diajukan suatu teks. Bentuk lain dari strategi semantik adalah detail yakni elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan oleh komunikator. Pengandaian adalah strategi lain yang dapat memberi citra tertentu ketika diterima khalayak.

D. Sintaksis
Sintaksis merupakan bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase. Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan negatif juga bisa menggunakan sintaksis seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif dan pasif.
Pemakaian koherensi dalam level semantik ini adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koherensi. Bisa juga melalui hubungan sebab akibat dengan melihat kata hubung yang dipakai untuk menghubungkan fakta/proposisi.
Bentuk lain lain adalah dengan melakukan nominalisasi yang dapat memberikan sugesti kepada khalayak adanya generalisasi. Wacana yang hampir sama dengan nominalisasi adalah abstraksi. Strategi pada level sintaksis yang lain adalah dengan menggunakan bentuk kalimat, yang berhubungan dengan cara berpikir logis yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat disini bukan hanya pada persoalan kebenaran teknis tata bahasa, tetapi menentukan makna dari susunan kalimat.
Bisa juga melalui bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam satu rangkaian kalimat. Elemen lain yang bisa digunakan adalah kata ganti yang bertujuan untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.

E. Stilistik
Pusat perhatian stilistik adalah pada style yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.
Apa yang disebut gaya bahasa sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa, ragam lisan dan ragam tulisan, ragam nonsastra dan ragam sastra. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, ragam kalimat, majas dan citraan, pola rima, matra yang digunakan seorang sastrawan yang terdapat dalam sebuah karya sastra.
Pilihan leksikal jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang digunakan untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan. Pada dasarnya pemilihan leksikal menandakan bagaimana orang melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frase yang tersedia. Sehingga peristiwa sama bisa digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.

F. Retoris
Strategi dalam level ini retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seorang berbicara atau menulis. Misalnya, dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu hendak disampaikan kepada khalayak. Pemakaiaannya, diantaranya dengan menggunakan gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak, sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian, atau untuk menekan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak.
Retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana komunkator menempatkan dirinya diantara khalayak. Apakah memakai gaya formal, informal atau malah santai yang menunjukkan kesan bagaimana ia menampilkan dirinya.
Strategi lain dalam wacana ini adalah ekspresi, yang bertujuan untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora, yang dimaksud sebagai ornamen atau bumbu suatu teks.
Wacana terakhir yang menjadi strategi dalam level retoris ini adalah dengan menampilkan apa yang disebut visual image. Dalam teks elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal yang ingin ditonjolkan.


No comments: